banner 728x250 banner 728x250 banner 728x250

Gusnar Ismail Tinjau Fasilitas Pembakaran Limbah B3

Gusnar Ismail Tinjau Fasilitas Pembakaran Limbah B3

banner 468x60

 Buletin Gorontalo- Gusnar Ismail, melakukan kunjungan langsung ke fasilitas pengolahan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Desa Talumelito, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Senin (9/6/2026). Fasilitas ini menggunakan teknologi incinerator, alat pembakaran limbah berteknologi tinggi yang khusus dirancang untuk mengolah limbah medis.

Kunjungan ini bukan sekadar inspeksi rutin, melainkan langkah strategis untuk memastikan bahwa Gorontalo memiliki sistem pengelolaan limbah yang ramah lingkungan, berkelanjutan, dan bernilai ekonomi. Selain mengurangi risiko pencemaran, kehadiran incinerator ini juga diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui kerja sama pengelolaan limbah dengan provinsi tetangga, seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

banner 325x300

Teknologi Incinerator Solusi Pengolahan Limbah Medis yang Efektif

Limbah medis dari fasilitas kesehatan (fasyankes) termasuk dalam kategori B3 karena mengandung bahan infeksius, kimia berbahaya, dan material tajam yang berpotensi mencemari lingkungan serta membahayakan kesehatan masyarakat. Selama ini, banyak fasyankes di Gorontalo yang masih mengandalkan metode pembuangan konvensional, seperti landfill (penimbunan) atau pembakaran terbuka, yang justru berisiko menghasilkan dioxin, furan, dan emisi beracun lainnya.

Incinerator yang diresmikan ini memiliki kapasitas pembakaran 200 kg per jam, dilengkapi dengan sistem filter udara untuk meminimalkan emisi berbahaya. Proses pembakarannya mencapai suhu 800–1.200°C, sehingga mampu menghancurkan mikroorganisme patogen dan mengurangi volume limbah hingga 90%.

“Ini bukan sekadar membakar sampah medis. Ini tentang bagaimana kita menjaga lingkungan tetap bersih dan aman, sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi daerah,” tegas Gusnar Ismail usai peninjauan.

Potensi Limbah Medis Gorontalo 856 Ton per Tahun Butuh Penanganan Serius

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, saat ini terdapat 147 fasyankes yang menghasilkan limbah medis, terdiri dari:

  • 14 rumah sakit

  • 96 puskesmas

  • 37 klinik

Dari jumlah tersebut, diperkirakan 2.375 kg limbah medis dihasilkan setiap hari, atau setara dengan 856 ton per tahun. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan fasilitas kesehatan dan jumlah pasien.

“Tanpa pengelolaan yang tepat, limbah medis bisa menjadi ancaman serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan incinerator ini, kami ingin memastikan bahwa setiap limbah diolah secara profesional,” jelas Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gorontalo.

Dampak Positif Dari Lingkungan Bersih hingga Peningkatan PAD

Selain manfaat lingkungan, kehadiran incinerator ini juga membuka peluang ekonomi bagi Gorontalo melalui:

1. Kerja Sama Antarprovinsi

Gorontalo berencana menjalin kerja sama dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara untuk mengelola limbah medis mereka. Dengan kapasitas yang memadai, fasilitas ini bisa menjadi pusat pengolahan limbah B3 regional, yang tentunya akan memberikan kontribusi signifikan terhadap PAD Gorontalo.

2. Penghematan Anggaran Daerah

Selama ini, banyak fasyankes yang harus mengeluarkan biaya besar untuk mengirim limbah ke luar daerah. Dengan adanya incinerator lokal, biaya transportasi dan pengolahan bisa ditekan, sehingga anggaran kesehatan bisa dialihkan untuk program lain.

3. Penciptaan Lapangan Kerja

Gusnar Ismail Tinjau Fasilitas Pembakaran Limbah B3
Gusnar Ismail Tinjau Fasilitas Pembakaran Limbah B3

Baca Juga: Jemaah Haji Gorontalo Tangis di Arafah

Pengoperasian incinerator membutuhkan tenaga ahli di bidang pengelolaan limbah, mulai dari operator, teknisi, hingga petugas logistik. Hal ini akan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Gorontalo.

 

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski telah memiliki teknologi incinerator, pemerintah daerah menyadari bahwa pengawasan dan edukasi tetap menjadi kunci keberhasilan. Beberapa tantangan yang perlu diantisipasi antara lain:

  • Pemantauan emisi secara berkala untuk memastikan tidak ada polusi udara.

  • Pelatihan SDM agar pengelolaan limbah dilakukan sesuai standar.

  • Sosialisasi kepada fasyankes untuk memastikan semua limbah medis terdaftar dan diolah dengan benar.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pengawasan dan kerja sama dengan semua pihak. Ini baru langkah awal, masih banyak yang harus kita benahi,” ujar Gusnar.

 Langkah Nyata Gorontalo Menuju Pembangunan Berkelanjutan

Kehadiran fasilitas incinerator ini menjadi bukti bahwa Gorontalo tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang memperhatikan aspek lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Dengan pengelolaan limbah B3 yang terintegrasi, Gorontalo tidak hanya mengurangi polusi, tetapi juga mengubah limbah menjadi sumber pendapatan baru. Jika dikelola dengan baik, fasilitas ini bisa menjadi role model pengelolaan limbah medis di Indonesia Timur.

banner 325x300